Perdebatan panjang antara tugas dan tanggung jawab sales dan marketing masih terjadi di beberapa perusahaan, ditandai dengan tumpang tindihnya kedua divisi ini. Nyatanya, perbedaan sales dan marketing cukup jelas, sehingga idealnya terdapat batas yang jelas pada pekerjaan masing-masing.
Di perusahaan Anda sendiri, apakah kedua divisi ini memiliki hubungan yang harmonis? Atau justru terus berselisih dan menjadi ‘musuh’ abadi?
Meski secara pragmatis yang menjadi tolak ukur adalah keberhasilan kerja keduanya, namun akan lebih baik jika Anda sebagai pemilik perusahaan memberikan batas yang jelas pada keduanya. Cara termudah jelas adalah memahami perbedaan kedua divisi ini, sehingga dapat dibagi tugas dan tanggung jawab yang detail untuk masing-masing divisi, demi optimalnya kinerja perusahaan secara keseluruhan.
Dinamika di era digital kini menjadi tantangan tersendiri bagi perusahaan, termasuk hubungan kerja antara sales dan marketing. Maka dari itu, mari cermati lebih jauh detail masing-masing divisi, dan pahami perbedaannya untuk merumuskan formula kerja paling efektif bagi bisnis Anda!
Baca juga: 10 Strategi Efektif Retailer dalam Mengembangkan Bisnis
3 Perbedaan Sales dan Marketing
Setidaknya secara mendasar terdapat tiga perbedaan sales dan marketing. Pertama mengenai fokus dan tujuan, kemudian kedua adalah alat dan taktik, lalu ketika adalah ukuran kesuksesan masing-masing divisi ini.
1. Fokus dan Tujuan
Secara umum, divisi sales memiliki fokus dan tujuan untuk melakukan closing pada transaksi, mencapai target penjualan yang ditetapkan, dan menghasilkan pendapatan dari penjualan yang dilakukan. Bidang kerjanya ada di bagian ujung tombak dan bersinggungan langsung dengan pasar.
Divisi marketing berfokus pada upaya membangun brand awareness, menghasilkan prospek yang berkualitas, serta memelihara hubungan baik dengan pelanggan. Dengan demikian, pelanggan akan terus mengingat brand dan produk, dan muncul keputusan pembelian dari sisi mereka.
2. Alat dan Taktik
Divisi sales akan melakukan cara-cara langsung, seperti menggunakan telepon, email, hingga melakukan pertemuan dengan pelanggan. Pada prosesnya nanti terjadi negosiasi dan presentasi produk untuk meyakinkan pelanggan guna membeli produk tersebut.
Untuk divisi marketing, alat dan taktik yang digunakan adalah secara tidak langsung. Misalnya melalui konten-konten di platform digital, kemudian optimasi mesin pencarian atau SEO, membuat iklan di berbagai media, hingga mengirimkan email marketing.
3. Metrik Kesuksesan Divisi Sales dan Marketing
Untuk sales ukuran kesuksesan yang menjadi acuan adalah angka nyata. Jumlah transaksi yang dibukukan, nilai transaksi yang terjadi, hingga tingkat konversi prospek yang didapatkan menjadi penjualan.
Sementara itu untuk divisi marketing, penilaian akan didasarkan pada traffic yang terjadi pada website resmi, engagement di media sosial, dan jumlah prospek yang dihasilkan dan diarahkan ke bagian sales untuk dapat dikonversi menjadi penjualan.
Baca juga: Sales Funnel: Tahapan dan Strategi Optimasinya untuk Meningkatkan Penjualan
Kolaborasi Efektif Menghasilkan Upaya Maksimal
Meski terkadang berseteru pada konteks pekerjaan, sebenarnya kolaborasi optimal dari dua divisi ini akan menjadi senjata utama perusahaan dalam menghadapi persaingan secara langsung. Beberapa alasan muncul dan menjadi dasar pentingnya perpaduan harmonis antara divisi sales dan marketing.
- Pertama, terciptanya customer journey yang lebih baik. Karena akses informasi dalam proses pembelian banyak berada di tangan pelanggan, maka kedua divisi ini dapat berkolaborasi dalam menciptakan ‘perjalanan’ menuju produk yang nyaman untuk pelanggan. Setiap pos dapat dimaksimalkan, sehingga mulai dari touchpoint oleh marketing di tahap awal hingga pengolahan prospek oleh tim sales di tahap akhir berjalan lancar dan menghasilkan penjualan.
- Kedua, pengelolaan data secara kolaboratif memaksimalkan value-nya. Data harus diperlakukan sebagai aset berharga untuk perusahaan, dan dapat diolah sedemikian rupa demi meningkatkan efektivitas kinerja sales dan marketing. Strategi dan aksi yang dilakukan berdasarkan data aktual memberikan pengalaman yang lebih berkesan bagi pelanggan. Tim sales dapat memberikan data berharga pada tim marketing ketika melakukan komunikasi dengan pelanggan, yang kemudian diolah menjadi materi kampanye yang lebih tajam untuk menarik lebih banyak prospek.
- Ketiga, optimasi teknologi yang mengakomodir kolaborasi. Tidak jarang salah paham antara sales dan marketing terjadi hanya karena masalah komunikasi saja. Maka dari itu, perusahaan dapat menggunakan berbagai platform komunikasi yang mengakomodir kebutuhan kolaborasi keduanya. Misalnya saja modul CRM, kemudian otomatisasi pemasaran, hingga pelibatan AI dalam upaya mengumpulkan data pelanggan atau leads yang masuk. Dengan data penjualan dan marketing yang aktual, dua divisi ini dapat mengambil pertimbangan dan keputusan terbaik yang berfokus pada peningkatan penjualan.
4 Strategi untuk Meningkatkan Kolaborasi Keduanya
Setelah memahami perbedaan antara sales dan marketing serta melihat alasan mengapa kedua divisi ini sangat penting untuk bekerja secara harmonis, Anda kini memiliki landasan yang kuat tentang pentingnya kolaborasi di antara mereka.
Di bagian ketiga ini, Anda akan dapat mencermati beberapa strategi yang dapat digunakan untuk meningkatkan kerja sama antara kedua divisi tersebut.
Setidaknya terdapat empat strategi yang dapat digunakan, yakni sebagai berikut.
1. Menyelaraskan Tujuan dan Metrik
Untuk dapat bersinergi, bisnis harus melakukan penyelarasan antara tujuan dan metrik yang dimiliki. Seperti dijelaskan sebelumnya, metrik keberhasilan dua divisi ini berbeda, dan sebaiknya diterapkan secara tegas agar dapat dilihat secara jelas capaian yang didapatkan di akhir periode.
Lakukan diskusi mendalam dan analisis pada data yang dimiliki. Pertimbangkan forecasting permintaan pasar dan tren yang sedang berjalan, sehingga kampanye yang dilakukan akan semakin efektif. Jangan lupa, dua divisi ini harus memiliki visi yang sama pada pesan apa yang akan disampaikan dan value dari produk yang ditawarkan. Pada akhirnya pasar akan melihat divisi sales dan marketing sebagai bagian dari perusahaan, dan bukan divisi yang terpisah.
2. Bangun Komunikasi yang Efektif
Komunikasi internal yang efektif dan efisien menjadi salah satu kunci sinergitas divisi sales dan marketing. Tanpa adanya pola komunikasi yang jelas, kesalahpahaman akan mudah terjadi, dan berujung pada permasalahan berulang yang terus terjadi.
Pastikan adanya komunikasi terbuka dan transparan, dan setiap individu dapat menanggapi masukan yang ada dengan profesional. Jika hasilnya baik, biasakan memberi apresiasi, dan jika kurang, sampaikan masukan dengan cara-cara yang etis. Ingat, dua divisi ini ada di dalam perusahaan Anda, yang artinya sebuah kesatuan dan bukan untuk saling menjatuhkan.
Gunakan platform koordinasi yang bisa membantu komunikasi efektif sehingga aliran informasi senantiasa terjaga dengan lancar.
3. Merumuskan Konten Relevan
Konten yang relevan dengan kebutuhan dan minat pelanggan menjadi poin ketiga strategi peningkatan kolaborasi dua divisi ini. Hal ini karena masing-masing divisi memiliki data yang berbeda, dan sifatnya saling melengkapi.
Divisi sales memperoleh data aktual pada respon pelanggan di pasar, yang dapat digali selama proses negosiasi dan presentasi produk. Data ini akan menjadi masukan yang berguna untuk membuat konten yang relevan.
Di sisi lain, divisi marketing akan dapat melihat tren yang berkembang dan respons pasar dari media sosial dan platform kampanye dijalankan. Dua insight ini akan saling melengkapi dan memberikan data yang cukup untuk membuat konten relevan, yang terasa dekat dengan pelanggan.
4. Terapkan Teknologi yang Tepat
Terakhir, gunakan teknologi yang tepat dan sesuai dengan kebutuhan bisnis. Kolaborasi hanya akan terjadi ketika dua divisi ini berada pada tempat berpijak yang sama, dan menggunakan teknologi yang serupa. Dengan begini tidak akan ada hambatan teknologi dalam sinergitas keduanya.
Anda dapat melakukan pengamatan secara langsung pada kebutuhan teknologi yang ada di dalam perusahaan. Teknologi yang tepat tidak selalu memiliki biaya yang tinggi. Jadi cermatlah dalam memilih, dan pastikan teknologi tersebut tidak hanya canggih namun juga sesuai kebutuhan demi efisiensi biaya.
Baca juga: Mengoptimalkan Sales Taking Order dengan Dukungan Borong
Itu tadi sederet penjelasan mengenai perbedaan sales dan marketing yang dapat menjadi acuan dalam membagi tugas dan tanggung jawab keduanya. Persaingan secara sehat merupakan hal yang wajar, selama dua divisi ini tetap dalam koridor kerjasama yang sinkron dan saling mendukung.
Kolaborasi kedua divisi penting ini tidak lagi menjadi sebuah opsi, melainkan suatu keharusan di era digital. Bukan tanpa sebab, karena divisi-divisi tersebut menjadi garda terdepan dalam menampilkan dan menawarkan produk, untuk memancing pelanggan datang dan melakukan pembelian.
Mendukung kinerja garda terdepan bisnis dalam proses kerjanya, perusahaan juga idealnya menyediakan sistem yang solid dan solutif. Misalnya untuk tenaga field sales yang bertugas, Anda dapat mendukung pekerjaannya dengan layanan Borong Field Sales App dari Borong Indonesia. Aplikasi ini dapat membantu kinerja salesman dalam urusan canvassing, penjadwalan kunjungan ke pelanggan, hingga pemberian diskon eksklusif pada pelanggan setia.
Dari sisi bisnis, Anda juga dapat memiliki kemampuan monitoring lebih baik, sebab apa yang dilakukan salesman di lapangan dapat dipantau langsung dari dashboard yang Anda miliki. Memiliki sistem solid, Borong Field Sales App akan menjadi solusi tepat untuk dukungan perusahaan pada pekerjaan ujung tombaknya. Ajukan demo gratis di sini, dan rasakan manfaatnya!