5 Strategi Akurat untuk Meningkatkan Profit Margin Bisnis

Secara pragmatis, setiap bisnis memiliki tujuan berupa keuntungan dan perkembangan dalam periode waktu tertentu. Untuk memperoleh dua tujuan utama ini, peningkatan profit margin akan menjadi salah satu upaya yang dilakukan.

Namun, masalah muncul ketika keinginan untuk meningkatkan profit margin ini berhadapan dengan realita bahwa cara termudah untuk mencapai hal tersebut adalah meningkatkan harga jual produk secara drastis. Maka dari itu, diperlukan analisis mendalam agar Anda bisa meningkatkan margin tanpa harus menaikkan harga yang jelas tidak disukai pasar.

Secara umum, profit margin sendiri dapat dipahami sebagai ukuran umum untuk mengetahui sejauh mana perusahaan atau bisnis menghasilkan uang. Satuannya dinyatakan dalam persentase, dan bagian dari pendapatan penjualan bisnis yang dapat disimpan sebagai laba setelah dikurangi semua biaya yang muncul.

Lalu, apa saja kira-kira strategi efektif yang dapat diterapkan oleh bisnis guna meningkatkannya? Lebih detail cermati kelima poin berikut ini untuk mendapatkan insight terkait cara-cara jitu meningkatkan pendapatan dan margin keuntungan bisnis Anda.

1. Meningkatkan Efisiensi Operasional

Profit margin
Sumber: federcap via freepik.com

Pada dasarnya profit margin akan memperhitungkan semua pendapatan dan biaya yang muncul dari kegiatan bisnis, termasuk di dalamnya kegiatan operasional. Maka salah satu cara jitu untuk meningkatkan gap keuntungan yang didapatkan adalah efisiensi operasional.

Hubungannya terletak pada biaya yang dikeluarkan untuk kegiatan operasional, baik secara langsung atau secara tidak langsung. Dengan pengurangan biaya-biaya yang muncul ini, maka bisnis akan mengurangi total biaya yang dikeluarkan untuk beraktivitas. Dengan asumsi pendapatan yang diperoleh tetap atau meningkat, maka gap antara pendapatan dan biaya akan membesar.

Banyak contoh yang dapat digunakan mengingat setiap pos operasional selalu memiliki celah untuk efisiensi. Misalnya saja seperti otomatisasi berbagai proses, negosiasi kontrak dengan pemasok, hingga penggunaan sistem yang tepat untuk memangkas biaya operasional di setiap pos yang ada.

Baca juga: Serba-serbi Pengadaan Barang dan 5 Risiko Masalahnya

2. Meningkatkan Harga Jual

Bukan berarti meningkatkan harga jual produk menjadi strategi yang ‘haram’, karena cara ini tetap dapat dilakukan sebagai salah satu bentuk strategi paling kuno dan relevan hingga era kekinian. Namun yang harus Anda cermati adalah perhitungan harga secara detail dengan mempertimbangkan kondisi pasar dan permintaan, persaingan, dan momentum yang tepat.

Tanpa disertai dengan pertimbangan di atas, peningkatan harga yang terjadi hanya akan membuat langkah perusahaan semakin berat. Alih-alih mendapatkan dampak positif, justru risiko akan dampak negatif akan meningkat secara drastis.

Beberapa tips berguna jika Anda ingin menggunakan strategi kedua ini adalah tingkatkan value dari produk untuk pelanggan, gunakan upsales atau cross-selling, atau berikan potongan harga khusus untuk pelanggan setia.

3. Tingkatkan Volume Penjualan

Profit margin
Sumber: freepik via freepik.com

Peningkatan jumlah penjualan tidak bisa terjadi secara instan. Anda perlu strategi pemasaran dan penjualan yang jelas, serta produk yang kuat untuk bisa memenangkan pasar.

Secara logis, peningkatan volume penjualan akan meningkatkan pendapatan perusahaan. Semakin besar gap antara penghasilan dan biaya yang diperlukan dengan kondisi variabel pertama semakin tinggi, maka profit margin yang didapatkan jelas akan semakin besar pula.

Anda dapat melakukan banyak cara untuk meningkatkan volume penjualan ini. Misalnya dengan memperluas jangkauan pasar, meningkatkan berbagai upaya pemasaran, hingga meningkatkan kualitas layanan pelanggan. Sebagian besar penjualan akan diperoleh dari pelanggan setia, maka pastikan Anda memiliki program yang solid untuk memperluas pasar dan meningkatkan loyalitas pelanggan baru.

Baca juga: 7 Strategi Promosi Terampuh & Hemat Budget untuk UMKM

4. Diversifikasi Produk yang Dimiliki

Jika terjadi stagnasi pada penjualan produk yang Anda miliki dan upaya pemasaran sudah dilakukan, maka saatnya Anda mencoba diversifikasi produk. Usaha ini dapat mendatangkan aliran pendapatan dari segmen pasar baru yang sebelumnya tidak masuk dalam target pemasaran Anda.

Semakin banyak produk yang dimiliki, maka semakin banyak pula kesempatan penjualan yang diperoleh. Meskipun  demikian hal ini juga berarti effort yang diperlukan untuk memasarkan dan menjual produk kan semakin besar.

Contoh nyatanya adalah GoJek. Awalnya hanya menyediakan layanan pengantaran, brand tersebut kemudian memperluas layanannya dengan berbagai produk lain, seperti layanan pemesanan makanan, kebersihan, pijat, pembayaran, dan lain sebagainya.

5. Mengurangi Biaya Pemasaran

Profit margin
Sumber: sodawhiskey via freepik.com

Pengurangan di sini bukan berarti memotong anggaran, melainkan mengoptimalkannya. Anda bisa melakukan analisis ulang segmentasi pasar agar campaign lebih tepat sasaran sesuai dengan kebutuhan pelanggan produk Anda. 

Ketika ceruk pasar yang dituju lebih jelas, maka campaign dan pesan yang disampaikan juga akan semakin tajam. Artinya, dengan mengurangi scope pemasaran Anda dapat memperoleh potensi leads yang lebih berkualitas yang dapat dikonversi menjadi angka penjualan.

Alih-alih mengalokasikan budget besar untuk media mainstream yang biayanya tidak kecil, Anda dapat menggunakan media sosial, content marketing, atau pemasaran dengan basis analisis data yang lebih akurat.

Baca juga: Manajemen Rantai Pasok di Era Digital: Tantangan dan Peluang Transformasi 

Secara umum, upaya peningkatan profit margin memang tidak dapat dikatakan sebagai hal yang mudah. Perusahaan harus paham benar kondisi pasar dan produk yang mereka miliki, sehingga upaya pemasaran tidak hanya menjadi lebih efisien dari segi biaya, tetapi tajam dari segi pesan dan campaign yang dilakukan.

Salah satu cara yang dapat dicoba untuk meningkatkan profit margin seperti yang diungkapkan di atas adalah efisiensi operasional. Cara ini dapat diterapkan dengan adaptasi teknologi di sektor ‘belakang layar,’ seperti misalnya distribusi, manajemen stok, supply chain, stock replenishment, dan sejenisnya. Borong Indonesia kemudian menawarkan sistem solid yang dimilikinya, yakni Borong Direct, untuk membantu Anda dalam urusan tersebut. Menjadi salah satu software distribusi yang solid, sistemnya akan memberikan pengalaman pemesanan online yang nyaman dan modern pada pelanggan B2B Anda. Buktikan langsung dengan mengajukan jadwal demo sekarang juga, dan maksimalkan setiap fitur yang tersedia dalam Borong Direct untuk bisnis Anda!

Share:

Share on facebook
Facebook
Share on twitter
Twitter
Share on pinterest
Pinterest
Share on linkedin
LinkedIn

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Related Posts