Bingung Hitung Food Cost? Ini Cara Tepat, Contoh, dan Tips Optimasinya!

Dalam bisnis kuliner, salah satu faktor penentu keuntungan adalah food cost. Jika perhitungannya tidak akurat, Anda bisa saja menjual makanan dengan harga terlalu murah sehingga merugi, atau terlalu mahal hingga pelanggan enggan membeli. 

Oleh karena itu, memahami cara menghitung food cost dengan benar adalah langkah krusial untuk menjaga stabilitas keuangan bisnis Anda.

Lantas, bagaimana cara menghitung biaya ini yang tepat? Artikel ini akan membahas definisi, cara menghitung, contoh penerapannya, serta strategi optimasi agar bisnis kuliner Anda semakin efisien. 

Jangan lewatkan juga tips memilih sistem POS terbaik untuk membantu pencatatan biaya makanan secara otomatis. Simak artikel ini hingga akhir!

Baca juga: 6 Manfaat Beralih ke Sistem POS untuk Manajemen Cafe

Mengenal Apa itu Food Cost

food cost
Sumber: Freepik

Food cost dapat dipahami sebagai rasio bahan makanan dan pendapatan yang dihasilkan dari bahan makanan tersebut saat dijual. Dengan kata lain, definisinya adalah biaya produksi yang diperlukan suatu restoran untuk mengolah suatu bahan makan menjadi hidangan yang akan dijual.

Dalam perhitungan bisnis, biaya tersebut akan diwujudkan dalam bentuk persentase. Persentase ini yang digunakan untuk menentukan berapa banyak keuntungan yang dihasilkan sebuah bisnis kuliner dari setiap hidangan yang disajikan.

Komponen Utama dalam Biaya Ini

Untuk dapat menghitung dengan akurat, maka Anda perlu memahami variabel yang harus dicantumkan dalam formulanya.

Terdapat sedikitnya 3 variabel atau komponen utama dalam perhitungan food cost, pertama adalah biaya bahan baku yang digunakan, kemudian biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead dapur. Berikut penjelasan singkatnya.

  • Biaya bahan baku, yakni biaya bahan mentah yang diperlukan untuk membuat hidangan di restoran.
  • Biaya tenaga kerja, mencakup semua staf yang diperlukan untuk persiapan bahan baku, proses memasak, dan menyajikan hidangan untuk pelanggan.
  • Biaya overhead, mencakup biaya operasional dapur, perawatan peralatan, dan penyusutan peralatan dapur.

Perbedaan Food Cost dan HPP

Meskipun food cost dan Harga Pokok Penjualan (HPP) sama-sama berhubungan dengan biaya produksi, keduanya sebenarnya memiliki perbedaan yang mendasar.  Secara konsep, biaya ini nantinya menjadi bagian dari perhitungan HPP yang dimiliki perusahaan.

Food cost fokus kepada persentase biaya bahan baku dan biaya produksi yang dibandingkan dengan pendapatan dari penjualan makanan. Sementara,  HPP akan mencerminkan biaya yang dikeluarkan perusahaan untuk menghasilkan satu porsi atau produk tertentu.

Lalu Mengapa Memahami Konsep Food Cost Penting?

Pengusaha kuliner perlu memahami konsep food cost karena berkaitan langsung dengan efisiensi pengelolaan biaya dan profitabilitas usaha. Dengan mengetahui konsep biaya tersebut, pemilik bisnis dapat menentukan harga jual yang tepat untuk setiap menu, memastikan keuntungan tetap optimal tanpa membebani pelanggan. 

Selain itu, pengelolaan biaya ini secara optimal membantu dalam mengontrol pengeluaran bahan baku, mengurangi pemborosan, dan meningkatkan efisiensi operasional. 

Cara Menghitung Food Cost

Secara umum, sebenarnya formula atau rumus yang digunakan untuk menghitungnya tidaklah rumit. Rumus sederhananya adalah sebagai berikut:

Food Cost = (Total Biaya Bahan Baku / Total Penjualan) x 100%

Pada variabel total biaya bahan baku kemudian dapat mencakup banyak biaya lain. Salah satu konsep yang paling banyak digunakan adalah dengan menghitung inventaris awal ditambah dengan pembelian, kemudian dikurangi dengan inventaris akhir.

Sebagai gambaran, sedikit ilustrasinya adalah sebagai berikut.

Inventaris awal = Rp1.000.000

Pembelian = Rp500.000

Inventaris akhir = Rp1.200.000

Total penjualan = Rp1.000.000

Maka, persentase food cost yang dimiliki bisnis adalah

= [(Inventaris Awal + Pembelian) – Inventaris Akhir] / Total Penjualan

= [(1.000.000 + 500.000) – 1.200.000] / 1.000.000

= 300.000 / 1.000.000

= 0,30 atau sama sama dengan 30%

Maka dengan demikian sebanyak 30% dari pendapatan yang Anda peroleh dalam bisnis masuk ke bahan makanan. Tentu perhitungan di atas sekadar ilustrasi semata dan dapat berbeda dengan kondisi nyata dalam bisnis.

Pahami Langkah Ideal Menghitungnya

Mengacu pada ilustrasi di atas, gambaran besar yang dapat diperoleh sebenarnya cukup jelas. Untuk dapat mengetahui persentase food cost, maka setidaknya Anda memerlukan 4 langkah utama.

  • Pertama, hitung total biaya bahan baku yang diperlukan untuk memproduksi makanan, produk, atau menu yang disediakan.
  • Kedua, hitung total penjualan yang diperoleh dalam satu periode waktu tertentu.
  • Ketiga, masukkan angka-angka tersebut ke dalam rumus food cost yang telah disebutkan sebelumnya.
  • Keempat, hitung persentase food cost yang dimiliki bisnis Anda.

Menghitung Food Cost per Menu

Proses penghitungan food cost tidak hanya dilakukan secara menyeluruh, namun juga perlu dilakukan secara rinci. Untuk setiap menu yang disajikan, Anda dapat menggunakan rumus atau formula yang sama, hanya saja dengan penyesuaian pada total biaya bahan baku per porsi menu yang disediakan, kemudian bandingkan dengan harga jual per menu.

Anda dapat menggunakan formula umum sebagai berikut:

Food Cost per Menu = (Total Biaya Bahan Baku per Porsi / Harga Jual Menu) x 100%

Misalnya, total biaya bahan baku per porsi ayam goreng adalah sebesar Rp10.000, kemudian harga jual menu yang ditawarkan sebesar Rp25.000. Maka dengan ilustrasi ini, food cost menu ayam goreng per porsi adalah:

=(10.000 / 25.000) x 100%

= 0,4 atau sebesar 40%

Berapa Target Angka Ideal yang Menjadi Acuan?

Food cost yang menjadi acuan sebenarnya tidak memiliki angka pasti. Setiap bisnis dapat menentukan food cost yang dirasa tepat, sehingga dapat memperoleh keuntungan maksimal dengan tetap menawarkan harga yang menarik untuk pelanggan.

Dari salah satu artikel pada sebuah situs bisnis (jurnal.id), terdapat gambaran angka ideal yang dapat menjadi gambaran. Untuk restoran casual dining, persentase idealnya adalah antara 28% hingga 35%. Kemudian untuk restoran fine dining persentase food cost ideal pada angka 30% hingga 40%, dan pada restoran fast food atau quick service restaurant berkisar antara 25% hingga 30%.

Persentase yang digunakan akan bergantung pada banyak faktor. Mulai dari harga bahan baku dari pemasok, perencanaan menu, penyesuaian porsi, hingga investasi pada teknologi guna mengoptimalkan biaya operasional yang muncul pada setiap gerai.

Baca juga: Peluang Bisnis Bakery 2025: Raih Sukses dengan Tips Jitu Ini!

5 Tips Mengelola Food Cost secara Optimal

food cost
Sumber: Freepik

Bisnis kuliner akan selalu mengandalkan menu makanan sebagai ‘senjata’ dalam mendapatkan pelanggan. Namun, dalam pengelolaannya terdapat 5  tips yang dapat digunakan agar bisnis dapat berkembang. 

1. Membuat Daftar Menu yang Efisien

Tips pertama adalah dengan membuat daftar menu yang efisien. Perencanaan cermat dapat dilakukan sehingga setiap menu yang ditawarkan menggunakan bahan baku yang mudah didapatkan serta memiliki harga stabil.

Hal ini memungkinkan Anda untuk dapat menjaga harga jual produk di angka yang menarik, tanpa harus menghadapi risiko peningkatan biaya ini yang dapat menambah biaya produksi.

2. Mengelola Persediaan Bahan Baku dengan Baik

Kemampuan bisnis untuk dapat mengelola persediaan dengan baik juga akan berdampak positif pada food cost yang dimiliki. Pasalnya dengan sistem yang tepat, Anda akan terhindar dari pemborosan dan kerugian yang muncul karena masalah bahan baku.

Untuk bisnis kuliner Anda dapat memanfaatkan sistem first in first out atau FIFO guna memastikan bahan baku yang dimiliki tidak kedaluwarsa.

3. Melakukan Purchasing yang Efektif

Tidak hanya dalam pemasaran, strategi yang tepat juga harus diterapkan pada urusan purchasing atau pembelian. Dengan perhitungan yang cermat dan forecasting pada tren pasar, Anda dapat memperoleh transaksi yang menguntungkan di momen yang tepat.

Jangan ragu untuk melakukan perbandingan harga dari beberapa pemasok yang tersedia di pasar. Pastikan Anda memiliki standar yang jelas pada kualitas bahan baku, sehingga perbandingan harga dapat dilakukan dengan lebih objektif tanpa memengaruhi kualitas produk makanan.

4. Kontrol Porsi Makanan

Agar biaya ini tidak membengkak, maka perhitungan porsi setiap makanan juga dapat diterapkan dengan lebih akurat. Penggunaan bahan baku dalam jumlah yang tepat membantu bisnis mengoptimalkan persentase food cost, namun pastikan hal ini tidak mengurangi kepuasan pelanggan.

Anda dapat menggunakan bantuan dari timbangan atau gelas ukur sehingga jumlah masing-masing bahan yang digunakan konsisten.

5. Mencatat dan Menganalisis secara Teratur

Melakukan review secara berkala pada food cost yang dimiliki oleh bisnis menjadi hal yang penting, sehingga Anda selalu memiliki kendali atas biaya yang dikeluarkan. Selain itu, mengontrol biaya ini membantu Anda mencapai target keuntungan dengan lebih efektif karena menyediakan data jelas untuk pengambilan keputusan bisnis yang tepat.

Peran Penting POS dalam Pengelolaan Food Cost 

Dengan menghadapi tantangan bisnis kuliner yang muncul dari sisi internal dan eksternal, sistem POS kemudian hadir menawarkan solusi yang diperlukan. Berkenaan dengan upaya meningkatkan pengelolaan food cost, sistem POS dalam menawarkan tiga solusi utama.

  • Pertama, pencatatan dan penjualan inventaris secara otomatis sehingga memudahkan proses perhitungan food cost secara berkala.
  • Kedua, laporan food cost bisnis kuliner yang Anda miliki secara otomatis untuk memudahkan analisis dan pengambilan keputusan penting.
  • Ketiga, integrasi dengan sistem lain yang digunakan pada bisnis kuliner, seperti misalnya sistem akuntansi, inventory, atau sistem pembayaran digital yang mendukung operasional.

Baca juga: Manajemen Usaha Bakery Sukses: Strategi Jitu dengan Sistem POS 

Rekomendasi Sistem POS Andal, Borong POS

food cost
Sumber: Borong Indonesia

Mengelola food cost dengan baik merupakan kunci keberhasilan bisnis kuliner. Tanpa sistem yang tepat, pencatatan biaya bahan baku, harga jual, serta perhitungan margin bisa menjadi tantangan besar. 

Oleh karena itu, penggunaan sistem POS (Point of Sale) yang andal, seperti Borong POS dapat menjadi solusi terbaik bagi bisnis kuliner yang ingin meningkatkan efisiensi operasional sekaligus mengoptimalkan profit. 

Borong POS hadir sebagai solusi cerdas bagi pebisnis kuliner yang ingin mengelola biaya ini dengan mudah dan efisien. 

Dengan sistem yang dirancang khusus untuk industri makanan dan minuman, Borong POS memungkinkan Anda untuk:

  • Melacak stok bahan baku secara real-time untuk menghindari pemborosan dan pastikan bahan selalu tersedia saat dibutuhkan.
  • Mencatat transaksi dengan akurat untuk mengetahui berapa banyak pemasukan dan pengeluaran bisnis Anda setiap hari.
  • Menyajikan laporan bisnis secara lengkap untuk evaluasi dan perhitungan margin bisnis yang lebih baik.

Jangan biarkan food cost yang tidak terkendali menggerus keuntungan Anda. Saatnya jadikan bisnis kuliner Anda naik level dengan Borong POS!

Share:
Facebook
Twitter
Pinterest
LinkedIn

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Related Posts
Open Whatsapp
Butuh Bantuan?
Halo, kak! 👋
Butuh chat Admin?