Pengelolaan yang baik pada supply chain (rantai pasok) menjadi salah satu kunci agar bisnis yang Anda miliki berjalan lancar. Ada dua pihak yang memiliki peran signifikan dalam urusan ini, yakni supplier dan distributor. Selain membahas perannya secara mendalam, artikel ini kemudian juga akan mengulas perbedaan supplier dan distributor dalam konteks rantai pasok.
Rantai pasok yang sehat akan memberikan kepastian pada bisnis sehingga langkah yang diambil akan lebih solid. Langkah strategis seperti peningkatan atau pembatasan produksi, distribusi bahan baku atau produk ke pasar, hingga pengelolaan persediaan internal yang berpengaruh langsung pada aktivitas bisnis, menjadi poin penting yang akan turut meningkat ketika supply chain berhasil dikelola maksimal.
Maka mari, satu per satu cermati penjelasan tentang perbedaan supplier dan distributor, serta peran krusialnya dalam menjaga optimalisasi rantai pasok yang Anda miliki.
Baca juga: Pentingnya Manajemen Gudang Barang & Tips Hadapi Tantangannya
Supplier: Sumber Utama Produk
Supplier, atau dalam bahasa Indonesia disebut dengan pemasok, merupakan pihak yang berperan menyediakan barang atau jasa kepada bisnis. Barang atau jasa yang disediakan dapat berbentuk mentah atau setengah jadi, untuk diolah menjadi produk yang dibuat perusahaan.
Pemasok sendiri adalah sebuah peran, bukan selalu berarti entitas bisnis yang hanya memberikan pasokan pada pihak lain dan mengambil keuntungan utama dari aktivitas tersebut. Nyatanya, peran ini dapat dilaksanakan oleh produsen, importir, pedagang grosir, dan sebagainya.
Secara garis besar, aktivitas yang dilakukan serupa, yakni menyuplai bahan baku, bahan setengah jadi, atau barang jadi, kepada pihak lain yang telah melakukan pemesanan sebelumnya.
Hubungan antara Supplier dan Produsen
Pada konteks bisnis Anda memproduksi barang dan jasa untuk menjualnya kembali, maka hubungan antara supplier dan perusahaan adalah ‘penjual’ dan ‘pembeli’. Dikatakan demikian sebab supplier akan menawarkan sejumlah barang atau jasa yang diperlukan oleh perusahaan, dan perusahaan akan melakukan pembelian pada kebutuhan tersebut.
Hubungan ini berjalan di atas kontrak yang jelas, sehingga memiliki aturan main. Masing-masing pihak harus menaati apa yang telah disepakati demi tercapainya hubungan bisnis yang saling menguntungkan.
Cara Memilih Supplier yang Tepat
Karena perannya yang sentral dalam penyediaan bahan baku produksi, maka pemilihan supplier harus dilakukan dengan cermat. Setidaknya terdapat enam poin yang dapat Anda perhatikan dalam memilih pemasok yang tepat.
- Kenali karakteristik supplier dan sesuaikan dengan value perusahaan.
- Pastikan kualitas produk yang ditawarkan serupa dengan yang dikirimkan, sesuai dengan standar kebutuhan perusahaan.
- Pilih supplier yang konsisten dan dapat diandalkan.
- Cermati harga bahan baku yang ditawarkan, dan dapatkan harga terbaik untuk setiap barang yang diperlukan.
- Lokasi supplier menjadi penting jika Anda memerlukan kepastian waktu pengantaran, semakin dekat jarak supplier, maka semakin cepat pengiriman dilakukan.
- Cermati pelayanan dari supplier, pastikan memilih pihak yang dapat melayani dengan baik dan bertindak sesuai SOP yang disepakati bersama.
Keuntungan Bekerja Sama dengan Supplier Handal
Ketika berhasil memperoleh supplier yang handal, sederet manfaat dapat diperoleh bisnis dalam jangka waktu yang panjang. Mulai dari peningkatan kualitas produk karena kualitas bahan baku terjaga, penghematan biaya karena perhitungan yang cermat dan harga yang tepat, peningkatan efisiensi, peningkatan manajemen risiko, dan relasi bisnis jangka panjang yang produktif dan saling menguntungkan.
Distributor: Penghubung ke Pasar
Selanjutnya mari cermati tentang definisi dari distributor. Secara umum, distributor dapat dipahami sebagai pihak atau entitas yang berperan sebagai perantara dalam distribusi produk dari produsen ke konsumen akhir.
Perannya sebagai ‘jembatan’ dalam rantai pasok yang membuat produk yang Anda miliki dapat diakses oleh pelanggan dan mencapai pasar dengan cara-cara efisien dan efektif. Dalam bisnis, terdapat beberapa model distribusi yang ada. Mulai dari model grosir, eceran, hingga distribusi online yang mengandalkan sistem digital dan internet.
Hubungan antara Distributor dan Produsen
Hubungan yang terjadi di antara dua pihak ini cenderung sebagai penyedia jasa dan pihak yang memerlukan jasa distribusi. Perusahaan akan memerlukan distributor dalam rangka menyalurkan produknya ke pasar, sehingga dapat diakses pelanggan dan mencatatkan penjualan.
Pada konteks perusahaan sebagai supplier, distributor juga berperan untuk mendistribusikan bahan baku yang dipesan oleh kliennya pada jadwal dan waktu pengiriman yang telah ditentukan. Perannya sangat besar untuk menjaga timeline produksi, serta bertanggung jawab menjaga pengiriman tetap aman dan utuh hingga sampai ke tangan kliennya.
Strategi Distribusi Efektif dalam Bisnis
Berbicara mengenai strategi efektif, tentu akan banyak bergantung pada model bisnis yang Anda gunakan. Pada dasarnya terdapat empat jenis strategi distribusi yang dapat digunakan dan dimodifikasi.
- Distribusi eksklusif: Strategi distribusi yang hanya menyediakan produk pada beberapa outlet yang telah dipilih sebelumnya. Ditujukan untuk menjaga eksklusivitas brand, dan digunakan pada produk mewah atau ceruk pasar yang jelas.
- Distribusi intensif: Strategi distribusi yang mengirimkan produk ke sebanyak mungkin outlet atau pos penjualan guna memaksimalkan ketersediaan dan kemudahan akses. Cocok untuk produk yang dibutuhkan dalam aktivitas harian.
- Distribusi langsung: Strategi distribusi yang menjual produk secara langsung kepada pelanggan tanpa perantara. Metode ini optimal untuk Anda yang menginginkan kontrol penuh pada proses penjualan dan hubungan langsung dengan pelanggan.
- Distribusi tidak langsung: Strategi distribusi yang menggunakan perantara atau distributor seperti grosir untuk menjual produk pada pelanggan. Strategi ini memungkinkan cakupan pasar yang lebih besar dan efisiensi biaya.
Manfaat Penggunaan Jasa Distributor
Jika melihat apa manfaat penggunaan jasa distributor, Anda dapat mengambil dua perspektif berbeda. Pertama dari sudut pandang produsen, maka manfaatnya adalah menjamin produk sampai ke tangan pelanggan dengan selamat. Distribusi yang dijalankan akan membuat produk sampai ke pelanggan dan produk yang Anda hasilkan dapat diserap oleh pasar.
Dari sisi pelanggan, manfaat jasa distributor adalah memudahkan akses untuk mendapatkan produk dari perusahaan. Produk dapat diakses dengan lebih mudah dan efisien sehingga biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh manfaat produk dapat ditekan.
Baca juga: Solusi Software untuk Mengatasi Tantangan Umum dalam Bisnis Retail
Perbedaan Supplier dan Distributor
Setelah melihat masing-masing penjelasan tentang apa itu supplier dan distributor di poin pertama dan kedua, maka mari petakan perbedaan keduanya dalam bagian ini. Secara umum, perbedaan supplier dan distributor terletak pada fungsi utama, hubungan dengan produsen, jangkauan pasar, tingkat inventaris, strategi pemasaran, dan model bisnisnya.
Perbedaan | Supplier | Distributor |
Fungsi utama | Menjaga ketersediaan barangMenjamin kualitas bahan bakuMenjaga hubungan baik dengan perusahaan | Memperluas jangkauan pasarMengelola stok dan distribusiMenjaga hubungan baik dengan pengecer dan pelanggan akhir |
Hubungan dengan produsen | Menyediakan bahan baku yang diperlukan dalam proses produksi perusahaan untuk menghasilkan produk | Menyediakan jasa yang diperlukan untuk mendistribusikan produk ke pasar |
Jangkauan pasar | Cenderung lebih sempit karena melayani kebutuhan produksi perusahaan | Cenderung lebih luas karena membantu perusahaan agar produknya dapat diakses oleh pelanggan akhir di area pasar yang ditentukan |
Tingkat inventaris | Tingkat inventaris selalu terjaga dalam tingkat yang besar untuk memenuhi kebutuhan produksi perusahaan | Tingkat inventaris cenderung lebih kecil karena berbasis pada jumlah produk yang siap didistribusikan oleh perusahaan |
Strategi pemasaran | Menggunakan strategi B2B, karena sasaran utama dari bisnis pemasok adalah bisnis atau perusahaan lain | Dapat menggunakan strategi B2B dan B2C karena berhubungan dengan pengusaha lain seperti grosir, dan pelanggan akhir secara langsung |
Model bisnis | Menjual bahan baku secara berkelanjutan pada bisnis lain dalam rangka kegiatan produksiKomoditas utama penjualan adalah bahan baku atau barang setengah jadi | Menjual barang jadi atau setengah jadi pada agen penjualan lebih lanjutKomoditas utama adalah barang setengah jadi atau barang jadi, dan jasa distribusi |
Kolaborasi Optimal Supplier dan Distributor untuk Rantai Pasok
Dalam konteks bisnis yang Anda kelola, kolaborasi optimal antara supplier dan distributor akan memberikan dampak besar pada optimalnya kinerja rantai pasok. Secara praktis, supplier akan memberikan pasokan yang diperlukan dalam proses produksi, menjaga jumlah dan kualitas serta jadwal pengiriman yang diperlukan oleh bisnis.
Distributor, di pos lain pada rantai pasok, akan memberikan layanan terbaik pada bisnis dalam mengantarkan barang yang dipesan ke fasilitas produksi. Distributor juga akan menyalurkan barang jadi yang telah selesai melalui proses produksi ke pasar sehingga dapat diakses pelanggan.
Ketika perusahaan ditunjang dengan baik pada kedua aktivitas tersebut, Anda dapat fokus pada optimasi proses produksi dan kerja internal perusahaan. Idealnya dengan kombinasi ketiganya akan diperoleh kinerja maksimal dan hasil produksi sesuai dengan target.
Tips Membangun Hubungan yang Kuat antara Supplier dan Distributor
Setelah memahami perbedaan supplier dan distributor, ada beberapa tips yang dapat digunakan agar hubungan keduanya dalam rantai pasok dapat menjadi semakin solid.
- Pertama, temui supplier dan distributor secara langsung. Terdengar konvensional dan klasik, tapi cara ini bisa menunjukkan gestur kepercayaan yang lebih besar. Pertemuan secara langsung dengan pihak manajemen masing-masing akan menciptakan hubungan bisnis yang lebih profesional.
- Kedua, pastikan kontrak kerja yang dibuat benar-benar detail dan menguntungkan masing-masing pihak. Pada dasarnya bisnis dijalankan atas dasar keuntungan yang diterima dan kesetaraan dalam relasi yang terjadi. Maka pastikan tidak ada yang terlewat dalam berkas kontrak kerja sama agar hubungan dapat berjalan dengan baik.
- Ketiga, lakukan monitoring dan evaluasi secara objektif secara berkala. Hubungan bisnis yang baik akan terjalin ketika masing-masing pihak mendapatkan keuntungan yang diharapkan. Keuntungan ini hanya akan muncul ketika kinerja setiap pihak benar-benar optimal, sehingga target kerjanya tercapai.Keempat, optimalkan interaksi dan komunikasi yang ada dengan memanfaatkan teknologi demi keterbukaan dan efisiensi komunikasi.
Baca juga: Tips Membangun Jaringan Distribusi Tidak Langsung yang Efektif
Memahami perbedaan supplier dan distributor tentu jadi poin yang penting agar bisnis Anda memperoleh benefit dari aktivitas yang dijalankan. Kelancaran rantai pasok kemudian akan dipengaruhi secara masif oleh kedua pihak ini, bersamaan dengan optimalnya manajemen perusahaan yang Anda jalankan.
Untuk mendukung optimasi rantai pasok, informasi tentang perbedaan supplier dan distributor juga harus didukung dengan sistem yang berfungsi dengan baik. Borong Indonesia menghadirkan sistem yang dapat menunjang urusan ini, dengan produknya Borong Direct.
Borong Direct mampu membantu Anda mengelola hubungan dengan supplier dan distributor sehingga terjalin komunikasi yang transparan, dan evaluasi kinerja dapat dijalankan dengan objektif. Anda dapat mengajukan uji coba produk Borong Direct gratis sekarang juga dengan mengklik tautan terkait. Manfaatkan fitur yang disediakan, dan tingkatkan kinerja bisnis bersama Borong Indonesia!