Strategi Optimasi Reorder Point untuk Efisiensi Bisnis Anda

Berbicara mengenai bisnis tidak selalu fokus pada usaha pemasaran dan pengembangan produk. Namun juga berbicara mengenai manajemen persediaan yang dimiliki. Tanpa dukungan manajemen persediaan yang baik, operasional bisnis jelas akan mengalami banyak kendala. Reorder point adalah salah satu istilah penting yang wajib dipahami pebisnis, sehingga dapat mengelola persediaan bisnisnya dengan optimal.

Signifikansi pengelolaan persediaan sebenarnya bisa diilustrasikan dalam gambaran sederhana. Bayangkan, bagaimana jika permintaan pasar mengalami peningkatan, tetapi stok produk yang dimiliki tidak dapat memenuhi permintaan tersebut?

Pemicunya bisa jadi sederhana, hanya karena perusahaan tidak memiliki ‘pengingat’ pada jumlah tertentu yang menjadi tanda melakukan pemesanan ulang. Reorder yang dimaksud adalah pada bahan baku atau produk, sehingga persediaan yang dimiliki oleh perusahaan selalu berada di angka aman.

Hal inilah yang kemudian akan coba dibedah dalam artikel singkat kali ini, yang disebut dengan reorder point dalam manajemen persediaan bisnis.

Baca juga: Apa Itu Perputaran Persediaan? Pahami Rumus dan Strateginya!

Konsep Reorder Point dalam Bisnis

Secara sederhana, reorder point adalah sebuah titik yang diatur sedemikian rupa oleh perusahaan pada persediaan yang dimiliki, yang menjadi tanda bahwa perusahaan harus melakukan penambahan persediaan.

Titik ini dapat diartikan sebuah tanda bahwa stok yang dimiliki sudah mendekati titik nol, atau titik tertentu yang dianggap tidak lagi cukup menopang operasional produksi dan permintaan pasar. Ketika mencapai titik tersebut perusahaan akan menghubungi supplier guna melakukan pemesanan kembali pada persediaan yang diperlukan.

Untuk memahaminya dapat digambarkan dengan analogi sederhana pada bahan bakar kendaraan bermotor. Anda tentu paham benar jika bahan bakarnya menipis, terdapat indikator di dashboard motor atau mobil yang dapat menjadi penanda. Reorder point secara sederhana adalah indikator tersebut, yang menandakan persediaan sudah menipis dan sudah waktunya melakukan pembelian ulang.

3 Faktor yang Berpengaruh pada Reorder Point

Reorder point adalah
Sumber: freepik via freepik.com

Dalam penentuan reorder point, terdapat tiga faktor utama yang akan menjadi bahan pertimbangan. Pertama adalah lead time, kemudian demand rate, dan yang terakhir adalah safety stock. Ketiga faktor ini kemudian dianalisis sedemikian rupa sehingga diperoleh angka yang jelas pada titik pemesanan ulang.

  • Lead time, mengacu pada waktu yang diperlukan supplier untuk mengirimkan pesanan.
  • Demand rate, mengacu pada tingkat permintaan produk dalam periode waktu tertentu dan prediksinya beberapa waktu yang akan datang.
  • Safety stock, mengacu pada stok pengaman untuk mengantisipasi terjadinya fluktuasi permintaan atau keterlambatan pengiriman.

Setelah mengetahui dengan pasti data ketiga faktor tersebut, Anda dapat melakukan analisis detail tentang titik pemesanan ulang pada setiap bahan baku atau produk yang Anda miliki di gudang. Dengan demikian pesanan dapat dilakukan tepat waktu, dan membawa efek berantai pada waktu pengiriman dan waktu tiba pesanan.

Baca juga: Cara Menghitung BEP: Kunci Utama Pengelolaan Keuangan Bisnis

Rumus Menghitung Reorder Point dalam Bisnis

Secara umum, penghitungan reorder point dapat dilakukan dengan rumus sebagai berikut:

  • Reorder Point = Permintaan Lead Time + Safety Stock

Permintaan lead time merupakan jumlah produk yang Anda harapkan untuk dapat dijual pada periode waktu pemesanan untuk persediaan dan perkiraan waktu pesanan tersebut tiba. Lebih lanjut, terdapat rumus berikutnya untuk mengetahui secara pasti data permintaan lead time yang ada. Rumusnya adalah:

  • Permintaan Lead Time = Rata-Rata Penjualan atau Penggunaan Harian x Rata-Rata Lead Time Pemasok

Rumus selanjutnya yang juga perlu diketahui adalah rumus dari safety stock, yang dijelaskan dengan formula berikut ini:

  • Safety Stock = (Penjualan atau Penggunaan Harian Maksimal x Waktu Tunggu Pemasok Maksimal) – (Penjualan atau Penggunaan Harian Rata-Rata x Waktu Tunggu Pemasok Rata-Rata)

Ilustrasi Cara Menghitung Reorder Point

Ilustrasi 1

Bisnis yang Anda geluti adalah jual-beli elektronik dan setiap hari dapat menjual sejumlah 100 freezer. Supplier yang Anda miliki memerlukan waktu 15 hari untuk mengirimkan jumlah freezer yang Anda pesan. Jumlah safety stock secara umum hanya akan bertahan selama 5 hari.

Dari  uraian di atas dapat diketahui:

  • Lead time = 15 hari
  • Safety stock = 5 hari x 100 freezer = 500 freezer

Perhitungan reorder point yang dilakukan adalah sebagai berikut:

Reorder Point = Permintaan Lead Time + Safety Stock

= (100 x 15) + 500

= 2,000 unit freezer

Maka dengan data tersebut, reorder point yang dimiliki bisnis Anda adalah pada angka 2,000 unit freezer. Pada titik stok tersebut Anda sudah melakukan pemesanan ulang pada produk yang dihitung ini.

Ilustrasi 2

Kali ini bisnis yang Anda kelola tidak memiliki safety stock yang dapat digunakan. Bisnis menerapkan kebijakan persediaan ramping yang berarti safety stock berada di angka nol, dengan tujuan mengurangi biaya penyimpanan.

Menggunakan data serupa dengan ilustrasi 1 tadi tanpa melibatkan safety stock, maka data yang didapatkan adalah sebagai berikut:

  • Rata-rata penjualan harian = 100 unit
  • Lead time = 15 hari

Reorder Point = Rata-Rata Penjualan Harian x  Waktu Tunggu

= 100 unit x 15 hari

= 1,500 unit

Maka reorder point yang dimiliki perusahaan adalah pada angka 1,500 unit freezer.

Manfaat Adanya Reorder Point Bagi Efisiensi Perusahaan

reorder point adalah
Sumber: ake1150sb via freepik.com

Jika melihat uraian di atas, maka secara umum manfaat dari reorder point adalah memberikan tanda bagi perusahaan guna melakukan pemesanan ulang pada produk tertentu. Hal ini akan menjamin ketersediaan stok produk yang aman untuk jangka waktu yang telah ditentukan, sehingga tidak ada masalah lanjutan akibat kurangnya jumlah produk.

Manfaat umum ini kemudian dapat dijabarkan menjadi lima poin berbeda.

  • Pertama, mengurangi biaya persediaan. Adanya titik yang menjadi tanda pemesanan ulang akan menghindarkan bisnis dari overstocking. Otomatis persediaan yang berada di angka yang tepat akan mengurangi biaya penyimpanan, risiko kerusakan, dan produk kadaluarsa yang menjadi kerugian.
  • Kedua, meningkatkan arus kas bisnis. Optimasi modal kerja yang dimiliki perusahaan karena efisiensi biaya di poin pertama tadi akan sangat terasa sehingga alokasi modal dapat diatur lebih baik.
  • Ketiga, mencegah stok kosong. Karena reorder unit adalah sebuah titik yang menjadi tanda dilakukannya pembelian ulang, maka ketika hal ini diterapkan bisnis akan terhindar dari kondisi stok kosong. Bisnis memiliki data aktual tentang stok yang ada saat ini, dan kapan waktu yang tepat melakukan pemesanan ulang. 
  • Keempat, meningkatkan efisiensi operasional. Hal ini juga akan membantu bisnis dalam memperlancar proses produksi dan distribusi, dengan memastikan tidak ada keterlambatan suplai bahan baku dan produk dari perusahaan.
  • Kelima, meningkatkan akurasi perencanaan. Adanya reorder point yang jelas juga membantu dalam perencanaan pembelian dan pengendalian stok sehingga menjadi lebih akurat.

Dalam praktiknya, penggunaan tools atau software untuk menetapkan reorder point adalah hal yang wajar dilakukan berbagai perusahaan. Tujuannya sederhana, agar perusahaan dapat mengetahui secara pasti kapan angka tersebut dicapai, sehingga pemesanan dapat segera dilakukan.

Pada beberapa sistem bahkan memungkinkan integrasi dengan sistem lain. Sistem pengelolaan gudang akan menetapkan reorder point, dan terhubung dengan metode pemesanan otomatis pada supplier yang telah menjadi partner bisnis perusahaan. Dengan demikian, Anda tidak perlu melakukan pemesanan secara manual setiap[ kali reorder point tercapai pada setiap produk yang ada.

Baca juga: Pentingnya Stock Opname Barang untuk Akurasi Data dan Pengambilan Keputusan 

Pentingnya memiliki reorder point yang jelas mengacu pada kebutuhan perusahaan untuk tetap menjaga jumlah persediaan dalam angka yang optimal. Tidak terlalu banyak, dan tidak terlalu sedikit, sehingga tidak memunculkan beban biaya dan membantu perusahaan tetap fleksibel.

Ini mengapa, sistem yang solid diperlukan untuk menerapkan angka yang telah dihitung dengan cermat dan dapat terintegrasi dengan sistem lainnya. Dukungan sistem seperti ini dapat Anda peroleh dari Borong Indonesia, melalui produknya Borong Direct. 

Borong Indonesia memahami benar jika reorder point adalah hal penting bagi bisnis. Borong Direct kemudian hadir tidak hanya menyediakan platform B2B yang nyaman digunakan bisnis dan klien, tetapi  membantu Anda terus memonitor jumlah persediaan. Produk ini juga dapat dihubungkan dengan sistem pemesanan pada supplier ketika barang tertentu mencapai angka yang telah ditentukan. Menawarkan fitur unggulan yang dapat memudahkan operasional bisnis Anda, Borong Indonesia siap mendukung perkembangan perusahaan yang Anda kelola. Ajukan demo produknya sekarang dan rasakan fitur unggul dari Borong Indonesia!

Share:

Share on facebook
Facebook
Share on twitter
Twitter
Share on pinterest
Pinterest
Share on linkedin
LinkedIn

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Related Posts