Bisnis Business-to-Business (B2B) tak asing dengan pembayaran yang terlambat. Menurut survei Atradius, kebijakan kredit perdagangan Indonesia yang lebih liberal pada tahun setelah merebaknya pandemi telah menyebabkan peningkatan pembayaran yang terlambat. Lebih dari sekadar membuat frustrasi—pembayaran terlambat dapat merusak bisnis, terutama bisnis kecil. Faktanya, 82% usaha kecil gagal karena arus kas yang salah kelola. Tentu saja, pembayaran terlambat dan faktur terutang ini adalah kenyataan suram bagi banyak bisnis–meski harusnya tidak demikian.\
82% Usaha Kecil Gagal Karena Arus Kas yang Salah Kelola Akibat Pembayaran Terlambat
Jika Anda terus-menerus menunggu dan mengejar klien untuk pembayaran terutang, hal itu dapat memakan arus kas dan mempengaruhi kemampuan bisnis untuk tumbuh. Keterlambatan pembayaran juga merupakan salah satu alasan utama UKM berjuang untuk berkembang––Anda harus mengambil tindakan sendiri untuk melindungi bisnis.
Berhenti Tangani Tagihan Secara Manual
Sales penjualan akan sangat akrab dengan kelemahan pelacakan pembayaran manual. Mengejar pembayaran adalah tanggung jawab sehari-hari bagi tenaga penjualan, menghabiskan waktu berharga yang dapat digunakan untuk hal-hal yang lebih mendesak.
Jika Anda memiliki satu atau dua klien, tentu masih dapat dikelola. Namun saat Anda mulai memiliki lebih banyak klien, itu bisa menjadi berantakan–terutama jika Anda masih menggunakan pena dan kertas untuk dokumentasi. Untuk membuat sepuluh klien membayar, Anda harus menelepon mereka satu per satu, menyaring faktur dan daftar kontak secara manual untuk mendapatkan informasi yang dibutuhkan dan menggabungkan data baru dari berbagai sumber. Belum lagi melakukan tindak lanjut pelanggan demi pelanggan yang memakan banyak waktu dan sumber daya.
Dengan kemunduran ini, arus kas tentu akan terganggu–uang tunai yang Anda butuhkan untuk modal dan pengeluaran berkelanjutan. Pada saat yang sama, sales penjualan Anda akan memiliki lebih sedikit waktu untuk melakukan penjualan yang sebenarnya karena mereka terlalu sibuk memastikan faktur dibayar. Melansir Tide Business, selain menghabiskan hampir dua jam sehari untuk mengejar pembayaran yang terlambat, UKM menghabiskan hampir sepertiga dari hari kerja mereka (30 persen) untuk administrasi keuangan seperti pembukuan, manajemen pengeluaran, dan akuntansi.
Meski pembayaran terlambat adalah bagian tak terpisahkan dari bisnis, Anda dapat menyelesaikannya lebih cepat dengan proses dan sistem otomatisasi yang lebih baik.
UKM menghabiskan hampir 30% dari hari kerja mereka untuk administrasi keuangan yang tidak menguntungkan seperti pembukuan, manajemen pengeluaran, dan akuntansi.
Tantangan Pembayaran Bisnis B2B
Meski sudah memasuki era digital, ternyata banyak perusahaan yang masih melakukan pembayaran sesuai dengan kebiasaan lama, yakni manual. Di Amerika, 51% bisnis masih menggunakan cek sebagai alat pembayaran, menurut Tipalti.
Kebiasaan ini tak hanya terjadi di luar, tapi juga di dalam negeri. Selain cek, metode pembayaran manual juga masih menjadi salah satu cara yang digemari banyak orang. Namun yang perlu disadari adalah, cara-cara lama justru dapat berakibat buruk secara jangka panjang.
Setiap bisnis memerlukan kepastian, kecepatan, dan kemudahan. Tak terkecuali dalam hal transaksi atau pembayaran antar bisnis. Selama ini, pembayaran B2B memiliki sederet tantangan yang bisa mempengaruhi perjalanan bisnis, seperti:
- Volume: Nilai atau volume transaksi antar bisnis yang umumnya besar.
- Frekuensi: Transaksi biasanya berlangsung secara reguler dan berulang.
- Sumber Daya Manusia: Masih ada keterbatasan SDM yang menangani transaksi B2B serta tindak lanjutnya, baik dalam hal kualitas maupun kuantitas.
- Periode Pembayaran: Biasanya pembayaran dilakukan dalam jangka waktu tertentu, misal setiap tujuh hari, tidak secara langsung saat transaksi terjadi.
- Preferensi: Ketidakcocokan jenis metode pembayaran yang biasa digunakan pelaku bisnis.
- Proses Manual: Penggunaan kertas untuk pencatatan invoice, faktur dan daftar kontak untuk mendapat informasi dan menggabungkan data baru dari berbagai sumber. Belum lagi proses penagihan yang memakan waktu, dimana Anda harus memantau kartu skor klien secara manual dan mengikuti ketentuan pembayaran yang berbeda.
Tak jauh beda dengan Amerika, dimana 51% bisnis masih menggunakan cek sebagai alat pembayaran, bisnis di dalam negeri juga masih akrab dengan metode pembayaran manual.
Solusi Praktis Kejar Tagihan Pembayaran
Adanya sejumlah tantangan dalam transaksi bisnis B2B, beberapa solusi yang bisa dilakukan untuk mencegah terhambatnya proses bisnis terkait pembayaran terlambat, diantaranya:
- Beralih ke Solusi E-Commerce Online
Berinvestasi dalam solusi e-commerce online untuk mengelola semua pesanan dan mengotomatiskan proses pembayaran, seperti membuat faktur, memperbarui status pembayaran, dan mengumpulkan pembayaran, dan semua data disimpan di satu tempat pada saat yang sama.
- Tinggalkan Proses Manual
Dengan e-commerce online, Anda dapat menghilangkan kebutuhan akan proses manual sepenuhnya. Saat pelanggan Anda melakukan pemesanan, mereka secara otomatis disegmentasikan berdasarkan statusnya, seperti Proses Hari Ini, Dikonfirmasi, dan Baru. Tidak perlu lagi mengarsipkan dokumen yang berantakan dan mencari nomor klien – semuanya mudah diatur agar Anda mendapatkan semua informasi yang perlu Anda tindak lanjuti.
- Lacak Pembayaran Tertunda
Meminimalkan pembayaran tertunda dengan pelacakan yang lebih tepat dan visibilitas yang ditingkatkan, yang memungkinkan Anda untuk mendahului kemungkinan pembayaran yang terlambat dan mengatasinya tepat waktu. Semua bisa dilakukan secara online tanpa melibatkan tenaga penjualan yang seharusnya bisa fokus pada penjualan.
Jadi, beralih ke e-commerce dengan metode pembayaran digital membuat Anda bisa merasakan banyak manfaat terutama dari segi pemantauan, kecepatan dan kemudahan yang dirasakan, karena cara pembayarannya yang mudah, minim risiko, mudah dilacak, tersedianya ragam jenis pembayaran, serta hemat waktu dan biaya.
Otomatiskan Proses Pembayaran dengan Borong
Dalam skema B2B, kebanyakan transaksi pembayaran masih menggunakan invoice atau faktur untuk membayar atau meminta pembayaran barang/jasa. Namun beberapa tahun belakangan telah muncul solusi pembayaran digital yang lebih praktis, efektif, dan aman untuk transaksi B2B.
Dengan menggunakan teknologi digital, keamanan proses transaksi B2B lebih terjamin, yang dilengkapi fitur keamanan untuk mencegah fraud atau kecurangan yang mungkin dilakukan oleh tim internal perusahaan. Selain itu, yang paling penting adalah otomatisasi yang membuat pelaku usaha dapat meninggalkan proses pembayaran dan penagihan pembayaran terlambat secara manual.
Otomatisasi adalah solusi untuk pembayaran yang terlambat, yang telah mengganggu bisnis terlalu lama dan menahan mereka dari pertumbuhan. Dengan Borong, kemampuan untuk melacak pesanan dan status pembayaran secara real-time dan dari satu tempat dapat membantu Anda meminimalkan keterlambatan pembayaran dan memberi lebih banyak waktu untuk tugas-tugas penting.
Borong memungkinkan Anda untuk memproses pembayaran antar bisnis dengan lebih mudah dan cepat melalui sejumlah fitur yang ditawarkan, mulai dari pembayaran invoice untuk vendor, pembayaran lokal, hingga pembayaran internasional dengan biaya termurah.
Hubungi kami di sini untuk melihat Borong beraksi, bagaimana kami dapat membantu bisnis Anda mendigitalkan proses pembayaran dan tagihan dengan mulus!